Mengharukan sekali, kisah sepasang kekasih yang terpaksa berpisah karena ajal menjemput sang wanita dengan tiba-tiba.
Kejadian ini viral setelah akun @yuni_rusmini membagikan kisah sedih ini di Instagram pribadinya. Menurut informasi dari akun @yuni_rusmini, Dina Ervina (23) yang beralamat di Desa Pondokrejo, Kecamatan Bulu sempat mendatagi rumah pacarnya Agus Triyono (26) di Desa Mlatirejo, Kecamatan Bulu, Rembang, Jawa Tengah untuk mengembalikan sandal.
Saat sampai di rumah pacarnya, Agus, Ibu Agus, dan satu orang temannya berbincang di ruang tamu, keadaan santai dan tidak ada yang aneh. Namun, saat itu tiba-tiba Dina menanyakan sesuatu yang aneh.
Beginilah detik-detik kepergian seorang Dina Ervina.
Dina : Abi sayang Umi tidak?
Agus : Sayang
Dina : Mau nikah sama Umi tidak?
Agus : Ya mau, tapi tunggu selesai kuliah dulu
Dina: Kalau sayang Umi, Umi peluk
Setelah dipeluk oleh Agus, tiba-tiba tak berselang lama Dina mengalami kejang-kejang lalu jatuh terkulai lemas. Saat itulah Dina langsung dilarikan ke puskesmas terdekat yaitu Puskesmas Sumber.
Namun, sesampainya di puskesmas ternyata nyawanya sudah tidak bisa ditolong lagi. Kapolsek Bulu, AKP Sukiyanto menegaskan tentang informasi yang saat ini sudah diterimanya.
Ternyata kedua orang tua Dina tidak pernah merestui hubungan antara Agus dan Dina, meski Dina meninggal di rumah orang lain, kedua orang tua Dina menolak untuk melakukan otopsi. Bahkan keduanya juga tidak akan mempermasalahkan kejadian ini dikemudian hari.
Tanpa menunggu lama, setelah adanya konfirmasi bahwa Dina sudah meninggal, keluarga langsung membawa jasadnya untuk segera dimakamkan.
“Saat ditanya ke keluarga korban, bilangnya tidak usah diotopsi.” Begitu kata Kapolsek AKP Sukiyanto.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis di Puskesmas Sumber, polisi tidak menemukan kejanggalan atau tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
Berdasarkan hasil inilah dokter menyimpulkan bahwa kematian Dina disebabkan oleh penyakit yang kemungkinan dideritanya. Ini sama sekali tidak berkaitan dengan ada atau tidaknya kekerasan.
Meski sebenarnya lebih mudah mengetahuinya dengan cara otopsi namun pihak keluarga sudah menolak dengan tegas tidak ingin melakukan otopsi terhadap jasad Dina.
“Saya sudah ketemu dokternya, keluarganya serta melihat sendiri jenazahnya memang tidak ada tanda-tanda kekerasan, mulai dari kaki, tangan, hidung sampai kepala semuanya bersih” begitu ungkap Sumanji selaku Kepala Desa Pondokrejo, Kecamatan Bulu.
Sumanji mengetahui info penting dari keluarga korban bahwa Dina memang sudah sering mengeluh perihal gangguan pencernaan yang kadang tiba-tiba menyerangnya.
Dina dikenal sebagai sosok yang pendiam, baik dan juga pintar. Bahkan saat diwisuda pun dia mendapatkan nilai yang cukup bagus. Tak tanggung-tanggung lagi Dina juga mendapat kesempatan untuk mengabdi di salah satu dinas di Pemkab Rembang.
“Saat wisuda, Pak Bupati pernah bilang bisa mengabdi ke mana gitu.”
Beberapa hari sebelumnya, Sumanji pernah mendengar cerita dari ibunya “Almarhumah itu pribadi yang baik serta yang saya ingat ibunya pernah cerita Dina itu kalau habis makan sering langsung ingin buang air besar selalu seperti itu, mungkin gangguan pencernaan.” Begitu jelas Sumanji.
Sampai saat ini, sudah tidak ada lagi kabar yang mencurigakan terkait kasus ini. Semua sudah selesai setelah dimakamkannya jasad Dina di Pemakaman Umum Desa Pondokrejo, Kecamatan Bulu.